Merapi tak pernah ingkar janji, ya kata-kata itu mungkin sudah tak asing lagi untuk kita. Salah satu gunung yang terkenal karena letaknya yang dekat dengan kota yang istimewa, tahun 2010 bulan oktober merapi membuat sejarah dahsyat dengan meletus hingga mengakibatkan banyak kerusakan hingga ratusan orang meninggal.
Di atas adalah sedikit tentang merapi, sekarang saya sedikit cerita sedih senang pendakian pertama ke gunung merapi, meskipun bukan pendakian pertama tapi sudah lama saya tidak berkegiatan yang banyak menggunakan fisik, 2016 kaka main ke jogja di karenakan ada yang harus di urus di jogja, setelah saya mengantar ke beberapa tempat sambil berkeliling jogja hari sudah mulai gelap mungkin sekitar jam 4 atau lebih, tiba-tiba terfikirkan oleh kita ingin mendaki gunung, di karenakan gunung terdekat adalah gunung merapi akhirnya kami memutusakan untuk mendaki gunung merapi saja, sebenernya karena dadakan otamatis kami tidak mempunyai peralatan lengkap hanya beralatkan tas daypack kecil 2, membawa senter dan satu matras.
Setelah shalat maghrib kami bergegas memulai perjalanan menuju ke basecamp dahulu, kami memilih basecamp New Selo Boyolali, ini adalah perjalanan pertama dari jogja menuju selo boyolali berandalkan Google maps dan bertanya ketika bingung, perjalanan yang hampir memakan 3 jam lamanya lumayan membuat kita lumayan capek, terlebih banyaka hal yang terjadi selama perjalanan di karenakan tidak taunya medan atau jalan yang di lewati, dari bingung lewat jalur yang mana, hingga terasa seperti tersesat di karenakan melewati jalan yang gelap,sepi dan kecil. Karena kami hanya berdua juga takut dengan hal-hal seperti begal atau lainnya, tapi dengan niat dan keteguhan Bismilllah kami tetap melanjutkan perjalanan, saya lupa sampai di basecamp jam berapa, tapi Alhamdulillah kami sampai juga.
Di basecamp kami beristirahat dan mendaftar untuk pendakian, di karenakan hari ahad malam senin jadi pendakian sepi, unuk biaya tiket masuk sekitar @16.000, sedikit beberes di basecamp sambil kembali merapikan / packging tas biar enak pas di bawa.
sekiatar jam 10 pm kurang lebih kami memulai pendakian POS1 Gunung Merapi, hanya berdua kami di gelapnya malam di iringi dengan dinginnya cuaca dan peralatan yang seadanya, pelan - pelan kami berjalan langkah demi langkah. Ternyata efek dari pola hidup makan dan minum sangat terasa ketika pendakian, di tambah jarangnya olahraga mulailah terasa sakit di perut, saya biasa menyebutnya dengan sudukan, padahal perjalanan kami baru di mulai dan belum sampai di POS 1 Gunung Merapi, walaupun sudah di tahan sakitnya semkain parah tapi karena memang sudah niat harus tetep lanjut, jalan pelan-pelan sambil nahan sakit sesekali kami beristirahat.
sebeneranya banyak yang lupa tentang perjalanan kami waktu itu jadi mungkin banyak hal-hal yang terlewat, sebelum di pos 1 mungkin ada post bayangan juga kalo gak salah hehe, tapi ya kurang lebih seperti itu, oke lanjut cerita lagi di pos 1 Gunung Merapi, sembari beristirahat saya buang air, mungkin karena efek dingin dan gelapnya malam yang amat gelap di tambah hanya kami berdua, suasana sepi dan serasa hawa serem menyelimuti, setelah buang air saya duduk dan tiba-tiba rasanya agak mual dan tiba-tiba saya muntah, wah di situ terasa banget hawa horornya akhirnya kami memutuskan lanjut kembali perjalanan walaupun pelan-pelan dan menahan rasa sakit di perut.
Di perjalanan yang hanya berbekal senter kecil yang seperti mainan dan satu senter police kw kami melewati lebatnya rumput dan pepohonan dan ini pertama kalinya kami mendaki Gunung Merapi jadi belum faham medan dan rute, terus berjalan dan saya lupa untuk waktu dan jamnya kami agak bingung memilih jalur di karenakan seperti melewati bukan jalan utama tapi Bismillah yakin ini jalannya. kami terus berjalan dan sesekali istirahat, Alhamdulillah terdengar suara lonceng menandakan ada pendaki lain, meskipun dari rute yang berbeda setidaknya berarti pemikiran kami yang sperti tersesat sudah hilang, terus berjalan akhirnya keluar juga dari jalur yang serem itu hehe.
Menemui jalur yang mulai bebatuan di sertai tiupan angin, hawa dingin terasa sekali seperti menusuk tulang, waktu menunjukan sekitar jam 12 lebih dan kami berdua bingung di karenakan tidak membawa tenda dan peralatan masak, terus berjalan dan akhirnya kami tiba di pasar bubrah. Di pasar bubarah gunung merapi kami bertemu beberapa pendaki lain, sambil betegur sapa dan menggelar matras saya kami memutusakan beristirahat, di karenakn dingin jadi ada beberapa rekan yang membuat api unggun agar sedikit menghilangkan dingin. Lanjut beristirahat tiba-tiba ada suara seperti ada pendaki lain yang sedang menuju ke Pasar Bubarah, selang beberapa saat ternyata rombongan turis dari luar negri beserta porternya, saya lupa ada berapa orang yang jelas lumayan banyak dan kalo nggak salah turisnya dari prancis.
Puncak, rombongan touris menuju puncak merapi namun ada juga beberapa yang menunggu di pasar bubrah mungkin di karenakan sudah lelah, saya memutuskan tidak ke puncak di karenakan masih sakit perut. Sementara kaka berbincang dengan pendaki lain saya melanjutkan tidur sambil menahan rasa sakit ini wkwkw, matahari akan terbit saya di bangunkan untuk menikmati bersama-sama, di karenakan agak mendung dan memang bukan di puncak jadi sunrise tidak terlihat sempurna, kaka sedang mengobrol dengan turis, sepertinya ingin ke puncak bareng dengan temen-temen yang lain juga, saya di ajak lagi ke puncak sebenernya saya sudah nolak tapi di pikir-pikir kembali akhirnya Bismillah menuju puncak Gunung Merapi.
Setelah persiapan dan membawa beberapa minuman ternyata turis yang mau ikut ke puncak setelah izin sama porternya tidak di perbolehkan, kasian juga turisnya padahal pengen banget. Oke akhirnya kami dan beberpa rekan baru menuju pencak, hari mulai terang jadi medan sudah terlihat. Pelan-pelan kaki ini melangkah, puncak yang terlihat pendek dan dekat ternyat tidak semudah kelihatnnya, di tambah medan pasir dan bebatuan yang ketika di injak maka akan merosot lagi, terusa jalan sesekali istirahat. sampai di medan yang babatuan agak merinding saya , mungkin di karenakan tubuh yang sudah lelah dan sakit sudukan.
Alhamdulillah sampailah di puncak Gunung Merapi,walaupun terlihat dekat dari pasar bubrah ternyata memakan waktu yang cukup lama sekitar satu jaman dengan santai dan tertatih, di puncak sambil melihat indahnya ciptaan Allah dan sembari berfoto, sambil menahan rasa tukut kaarena melihat kawah yang masih aktif dan lagi di tambah angin yang kenceng, badan saya sampai merinding mungkin faktor sakit perut (sudukan). Ngobrol ngalor ngidul cukup lama saya dan kaka memutuskan untuk turun karena di takutkan semakin siang asap belerang ke atas.
Sampai di pasar bubrah kami sarapan dengan seadanya yakni roti dan beberpa makanan lainnya, matahri bergeser ke arah barat hari pun sudah mulai panas, sedikit beberes barang bawaan dan membersihkan area sekitar, sudah clear semua saya, kaka dan teman lainnya memutuskan untuk turun bersama.
Masih dengan kondisi yang sama perut yang masih sakit di tambah berkurangnya stamina Bismillah pelan-pelan sekitar jam 8 atau jam 9 saya turun dari pasar bubrah Gunung Merapi, bertemu dengan para pendaki lain baik yang baru naik dan turun, setelah berjalan beberapa waktu dan sedikit mengamati medan sekitar ternyata jalur yang kami lewati berbeda ketika naik, sepertinya kami melewati jalur alternatif lainnya sehingga ada Pos Pendakian yang tidak kami lewati.
Setelah melewati beberapa pos sesekali beristirahat karena memang tidak bisa jalan cepat jadi saya lumyan menghambat wkwkwk, Hari mulai panas Alhamdulillah sudah sampai di New selo, hampir Basecamp. Dan Akhirnya Alhamdulillah sampai di basecamp Gunung Merapi saya langsung istiraht untuk meredakan sakit perut. Saya istirahat kaka berbincang dan memindahkan atau berbagi hasil foto di atas. Oh ya hampir lupa salah satu temen baru yang di atas berasal dari bogor dan kerennya dia melakukan traveling sendiri, di karenakan saya agak lupa dengan cerita dia jadi mohon maaf ya belum bisa sahre ke temen-temen.
Setelah beristirahat dan absen pulang di basecamp saya dan kaka menaiki motor dan wuss pulang menuju kota Istimewa Yogyakarta. jam berapanya saya lupa, Tapi Alhamdulillah sampai di Jogja dengan selamat walaupun perut masih terasa sakit.
Ya begitu sedikit coretan dari saya semoga bermanfaat buat temen-temen, di tunggu coretan selanjutnya ya :)
Coret-Coret Bermanfaat
Post a Comment
Post a Comment